Hensel Davest Indonesia (HDIT) Serap Anggaran Modal Rp13 Miliar
Friday, July 12, 2019       18:32 WIB

JAKARTA - Emiten baru yang bergerak di sektor teknologi finansial (tekfin), PT Hensel Davest Indonesia Tbk (). telah menyerap 10% atau sekitar Rp13 miliar dari anggaran yang disediakan untuk merger dan akuisisi jaringan agen sepanjang semester I/2019.
Direktur Keuangan Hensel Davest Indonesia Daniar Akhmad Akhiri menjelaskan, perseroan menganggarkan 65% dari dana penawaran umum saham perdana ( initial public offering /IPO) atau sebesar Rp130,07 miliar untuk modal kerja yang digunakan untuk akuisisi  merchant .
Adapun, emiten bersandi saham tersebut telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada hari perdagangan Jumat (12/7/2019) dengan melepas 381,17 juta saham dan meraih dana hasil IPO Rp200,11 miliar.
Dari dana IPO tersebut, perseroan menyebut bakal menggunakan 65% untuk modal kerja, 10% untuk pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta 25% untuk operasional perusahaan dan pembelian gedung kantor.
"Sampai dengan semester I/2019, dari 65% sudah terserap untuk merger dan akuisisi sekitar 10%, tapi untuk pengembangan  software  dan  security   system  belum digunakan," kata Daniar di Jakarta, Jumat (12/7/2019).
CEO Hensel Davest Indonesia Hendra David menambahkan, perseroan fokus untuk menambah jaringan agen dari Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ) yang tersebar di Indonesia bagian timur.
"Jadi,  merchant  dari UMKM utamanya di Indonesia Timur sehingga mereka bisa menjadi agen untuk berbelanja produk dan pembayaran tagihan secara digital," ujar Hendra.
Hendra menjelaskan, saat ini perseroan telah memiliki media-media transaksi yang dapat diakses melalui  website , ponsel, maupun transaksi SMS. Dirinya menjelaskan, transaksi SMS pun masih menarik karena jaringan konektivitas internet belum terlalu merata di kawasan Indonesia Timur.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan teknologi, mengungkapkan tengah menyiapkan aplikasi yang nantinya dapat digunakan oleh para mitranya.
"Fokus di Indonesia Timur, tapi penyebarannya kami juga ada di kawasan barat Indonesia. Saat ini utamanya di Sulawesi, Kalimantan, di Jawa dan Sumatra juga ada," imbuh Hendra.

Sumber : BISNIS.COM

berita terbaru